Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Sunat Perempuan
pada Anak di Kelurahan 030
Praktek sunat perempuan merupakan tradisi yang telah lama
dikenal dalam masyarakat dan diakui oleh agama- agama di dunia seperti Yahudi,
Islam dan sebagian pengikut Kristen. Prosedur sirkumsisi biasanya dilakukan
sebagai suatu tindakan saat anak laki- laki menjelang pubertas, akan tetapi
dibeberapa daerah di Indonesia seperti Madura, Jawa, Sumatera dan daerah-
daerah lainnya sunat juga dilakukan pada anak perempuan. Tujuan penelitian ini
untuk mengidentifikasikan faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya sunat
perempuan pada anak di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan 2011.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
metode pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah responden 62 orang.
Dari hasil penelitian yang diperoleh karakteristik responden menunjukkan
mayoritas berusia 26-30 tahun (38,7%), suku terbanyak adalah suku jawa yaitu 59
responden (95,2%), dan mayoritas responden berpendidikan tingkat SMA yaitu
sebanyak 49 responden (79,0%). Dari faktor psikoseksual yang mempengaruhi
terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 52 orang (84%), faktor
sosiologi yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak
59 orang (95,2%), faktor hygiene yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan
pada anak yaitu sebanyak 58 orang (93,5%), faktor mitos yang mempengaruhi
terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 55 orang (88,7%), faktor
agama yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 62
orang (100%). Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan edukasi dan
informasi yang benar tentang praktek- praktek tradisional yang berkembang di
masyarakat terutama mengenai sunat perempuan pada anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar