Rabu, 11 Juli 2012

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Sunat Perempuan pada Anak di Kelurahan 030


Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Sunat Perempuan pada Anak di Kelurahan 030

Praktek sunat perempuan merupakan tradisi yang telah lama dikenal dalam masyarakat dan diakui oleh agama- agama di dunia seperti Yahudi, Islam dan sebagian pengikut Kristen. Prosedur sirkumsisi biasanya dilakukan sebagai suatu tindakan saat anak laki- laki menjelang pubertas, akan tetapi dibeberapa daerah di Indonesia seperti Madura, Jawa, Sumatera dan daerah- daerah lainnya sunat juga dilakukan pada anak perempuan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasikan faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah responden 62 orang. Dari hasil penelitian yang diperoleh karakteristik responden menunjukkan mayoritas berusia 26-30 tahun (38,7%), suku terbanyak adalah suku jawa yaitu 59 responden (95,2%), dan mayoritas responden berpendidikan tingkat SMA yaitu sebanyak 49 responden (79,0%). Dari faktor psikoseksual yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 52 orang (84%), faktor sosiologi yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 59 orang (95,2%), faktor hygiene yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 58 orang (93,5%), faktor mitos yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 55 orang (88,7%), faktor agama yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 62 orang (100%). Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan edukasi dan informasi yang benar tentang praktek- praktek tradisional yang berkembang di masyarakat terutama mengenai sunat perempuan pada anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar