Rabu, 11 Juli 2012

Faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan APN oleh Bidan di 034


Faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan APN oleh Bidan di 034

 Asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal kajian kinerja petugas pelaksana pertolongan persalinan (bidan) di jenjang pelayanan dasar, mengindikasikan adanya kesenjangan kinerja yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin. Hal ini terbukti masih tingginya angka kematian ibu dan bayi.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan APN di Puskesmas Hutabaginda dan menetahuai apakah ada hubungan faktor (pendidikan, pelatihan APN, masa kerja, pengetahuan, motivasi) dengan pelaksanaan APN. Desain pada penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 71 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling sebanyak 60 orang. Analisa data yang digunakan yaitu chi-square. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Hutabaginda Kecamatan Tarutung,Kabupaten Tapanuli Utara. Kuesioner terdiri dari empat bagian yaitu : bagian pertama terdiri dari pertanyaan tentang data umum terdiri dari umur, pendidikan,pelatihan APN, masa kerja. Bagian kedua terdiri dari daftar pertanyaan berkaitan dengan pengetahuan tentang APN 20 pertanyaan, bagian ketiga terdiri dari pertanyaan yang berkaitan dengan motivasi bidan 15 pertanyaan, dan bagian keempat terdiri dari pelaksanaan APN 16 pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 60 responden sebagian besar sudah melaksanakan APN dengan baik sebanyak 41 orang (68,3%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,006 berarti adanya hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan APN dengan OR 6,73 dan adanya hubungan motivasi dengan pelaksanaan APN dengan nilai p = 0,023 dan OR = 5,85. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada bidan dapat terus berusaha secara terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan APN.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru Authors 033


Faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru Authors 033

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia, dampaknya mulai terasa sejak tahun 1998; selain langsung pada kehidupan ekonomi bangsa juga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat, yang mengakibatkan turunnya pendapatan nyata penduduk akibat kehilangan kesempatan kerja. Dampak lanjutan adalah kerawanan yang menyangkut berbagai hal, salah satu di antaranya adalah meningkatnya jumlah pekerja seks komersial. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjerumusnya wanita menjadi pekerja seks komersial di Bandar Baru. Metode pengambilan sampel yaitu dengan Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang. Penelitian ini merupakan Desain Deskriptif. Dari hasil penelitian 96 responden didapat sebanyak 85 responden (88,5%) menjadi PSK karena faktor ekonomi, sebanyak 7 responden (7,3%) dikarenakan dikarenakan faktor lingkungan, dan sebanyak 4 responden (4,2%) dikarenakan faktor kekerasan. Dari hasil analisa didapat faktor penyebab yang paling banyak adalah faktor ekonomi. Diharapkan kepada semua pihak yang terkait yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Masyarakat untuk lebih memperhatikan Pekerja Seks Komersial dalam hal pemberikan informasi, pelayanan kesehatan serta pendidikan dan keterampilan

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan oleh Ibu Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan 032


Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian ASI Bersamaan Makanan Tambahan oleh Ibu Pada Bayi 0-6 Bulan Di Kelurahan 032

 Pemberian ASI ekslusif di berikan pada bayi usia 0-6 bulan. Secara ilmiah pemberian ASI ekslusif akan bermanfaat bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan, dan perkembangan. Pemberian makanan tambahan terlalu dini sangat berbahaya karena menyebabkan resiko infeksi dan belum ada bukti yang menguntungkan, bahkan mempunyai dampak negatif bagi bayi. Namun banyak ibu-ibu yang memberikan makanan tambahan pada usia 0-6 bulan yang dipengaruhi oleh faktor kesehatan bayi, pengetahuan ibu, petugas kesehatan, budaya, iklan, ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi “faktor-faktor yang menyebabkan pemberian ASI bersamaan makanan tambahan oleh ibu pada bayi 0-6 bulan di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan” dengan desain desktiptif . Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 orang dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel total sampling. Hasil penelitian karakteristik responden menunjukkan mayoritas umur responden adalah 21-25 tahun ( 58,8%), mayoritas pendidikan responden adalah SMA (47,1%), mayoritas respoden bekerja (78,4), mayoritas paritas responden adalah 2-4 kali (58,8%). Hasil penelitian menunjukkan dari faktor kesehatan bayi paling banyak disebabkan bayi menangis bila di beri ASI saja (100%), faktor pengetahuan ibu disebabkan oleh ketidaktahuan resiko pemberian makanan tambahan (76,5%), faktor petugas kesehatan disebabkan oleh kurangnya penjelasan petugas kesehatan tentang waktu pemberian makanan tambahan (27,5%), faktor budaya disebabkan karena adanya kebiasaan keluarga dalam memberikan makanan tambahan kurang dari enam bulan (98,03%), faktor iklan disebabkan karena adanya media non elektronik (70,03%), faktor ekonomi disebabkan oleh adanya pendapatan keluarga dapat membeli makanan tambahan pada ibu (96,2%). Penelitian berikutnya diharapkan dapat menguji hubungan faktor budaya dalam mempengaruhi ibu memberikan ASI bersamaan makanan tambahan pada usia 0-6 bulan dengan menggunakan desain deskriptif korelasi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Semester V Terhadap Perilaku Mengajar Dosen Di AKBID 024


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa Semester V Terhadap Perilaku Mengajar Dosen Di AKBID 024

Dalam proses belajar mengajar, dosen memiliki peran utama dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya, yaitu memberikan pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (affektif) dan keterampilan (psikomotor) kepada mahasiswa. Dengan kata lain tugas dan peran dosen yang utama terletak dibidang pengajaran. Pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang dosen dituntut untuk dapat mengelola kelas, penggunaan metode mengajar maupun sikap dan karakteristik dosen dalam mengelola proses belajar mengajar yang efektif, mengembangkan bahan perkuliahan dengan baik, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai.

Faktor- faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir di desa 031


Faktor- faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir di desa 031

Meningkatnya Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI, 2002) dilaporkan bahwa terjadi penurunan dalam pemberian ASI segera setelah lahir dari 8% menjadi 3,7%. Lebih dari 90% masyarakat masih memberikan makanan padat dini dan membuang kolostrum, karena masyarakat masih beranggapan bahwa kolostrum merupakan susu kotor yang harus dibuang karena tidak baik untuk bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir di desa Sifalete Ulu Kecamatan Gunungsitoli Kabupaten Nias Tahun 2007. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer, dimana populasinya adalah ibu-ibu yang sudah menyusui bayinya selama 0-9 bulan atau kurang, yang tidak memberikan kolostrum. Dari hasil analisa data maka didapatkan bahwa faktor pengetahuan, pendidikan, dan sumber informasi dapat menyebabkan ibu tidak memberikan kolostrum kepada bayi baru lahir, namun banyak disertai dengan faktor persepsi, sikap, sosial budaya, dukungan sosial dan faktor ketidakmampuan tenaga kesehatan untuk memotivasi dalam memberi penambahan ilmu bagi ibu-ibu yang menyusui.

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Sunat Perempuan pada Anak di Kelurahan 030


Faktor- faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Sunat Perempuan pada Anak di Kelurahan 030

Praktek sunat perempuan merupakan tradisi yang telah lama dikenal dalam masyarakat dan diakui oleh agama- agama di dunia seperti Yahudi, Islam dan sebagian pengikut Kristen. Prosedur sirkumsisi biasanya dilakukan sebagai suatu tindakan saat anak laki- laki menjelang pubertas, akan tetapi dibeberapa daerah di Indonesia seperti Madura, Jawa, Sumatera dan daerah- daerah lainnya sunat juga dilakukan pada anak perempuan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasikan faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan 2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah responden 62 orang. Dari hasil penelitian yang diperoleh karakteristik responden menunjukkan mayoritas berusia 26-30 tahun (38,7%), suku terbanyak adalah suku jawa yaitu 59 responden (95,2%), dan mayoritas responden berpendidikan tingkat SMA yaitu sebanyak 49 responden (79,0%). Dari faktor psikoseksual yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 52 orang (84%), faktor sosiologi yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 59 orang (95,2%), faktor hygiene yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 58 orang (93,5%), faktor mitos yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 55 orang (88,7%), faktor agama yang mempengaruhi terjadinya sunat perempuan pada anak yaitu sebanyak 62 orang (100%). Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan edukasi dan informasi yang benar tentang praktek- praktek tradisional yang berkembang di masyarakat terutama mengenai sunat perempuan pada anak.