Rabu, 11 Juli 2012

Efektifitas Pemijatan Perineum Terhadap Ruptur Perineum di Klinik Bersalin 004


Efektifitas Pemijatan Perineum Terhadap Ruptur Perineum di Klinik Bersalin 004


Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantar kita pada paradigma baru, sehingga kini paradigma sehat menjadI orientasi baru pembangunan kesehatan dunia, termasuk Indonesia yang dirumuskan dalam suatu visi “Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar pada paradigma sehat antara lain terjadinya: pergeseran dari pelayanan medis (medicalcare) sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan (promotive) dan cpencegahan (preventive) dibanding pengobatan (curative) (Dep Kes RI, 2003). Masalah kesehatan yang tidak merata ternyata merupakan suatu masalah yang terdapat di banyak negara, khususnya di negara-negara berkembang. Dalam hubungan ini pada pertengahan dasawarsa 70-an berkembang gagasan yang disponsori oleh World Health Organization yang pokoknya memberi pelayanan kesehatan yang merata untuk masyarakat dengan partisipasi masyarakat (Sarwono, 2005, hlm.17) Perineum adalah area kulit antara liang vagina dengan anus (dubur) yang dapat robek ketika melahirkan atau secara sengaja digunting guna melebarkan jalan keluarnya bayi (episiotomi) (Herdiana, 2007, tips pijat perenium, ¶ 3, http://www.klikdokter.com, diperoleh tanggal 13 September 2009). Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Teknik ini, jika dilatih pada tahap akhir kehamilan (mulai minggu ke-34) sebelum persalinan, juga akan membantu mengenali dan membiasakan diri dengan jaringan yang akan dibuat rileks dan bagian yang akan dilalui oleh bayi (Mongan, 2007, hlm.178).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar